You need to enable javaScript to run this app.

Balikpapan di Usia 128 Tahun, Ini Sejumlah Tantangan Kota Minyak hingga Upaya Pemkot Mengatasinya

  • Senin, 10 Februari 2025
  • Editor
Balikpapan di Usia 128 Tahun, Ini Sejumlah Tantangan Kota Minyak hingga Upaya Pemkot Mengatasinya

BALIKPAPAN - Balikpapan bersiap memasuki usia 128 tahun pada Senin (10/2). Tantangan yang dihadapi Kota Minyak tidak kalah sulit dan semakin besar. Terlebih pengembangan IKN membuat adanya tekanan urbanisasi.

Kemudian ancaman degradasi lingkungan hidup dan bagaimana mewujudkan kota berketahanan pangan hingga mengatasi perubahan iklim. Sehingga perlu dukungan seluruh masyarakat.

Salah satu hal yang terpenting dan hingga sekarang belum teratasi adalah penyediaan air baku. Ini untuk mencukupi kebutuhan penduduk yang kian tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat ini defisit air baku Balikpapan telah mencapai 920 liter per detik,” kata Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud. Pihaknya berharap ada dukungan penyediaan air baku dari daerah terdekat.

Seperti  yang sedang dalam proses bantuan suplai air baku dari Bendungan Sepaku Semoi dan Sungai Mahakam. Itu sementara yang sudah ada tahapan pembahasan dan opsi paling memungkinkan.

“Pemkot Balikpapan terus berupaya masalah defisit air bisa teratasi selama lima tahun ke depan dengan berbagai strategi,” tuturnya. Rahmad menekankan, hal ini bisa terwujud butuh dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi.

Tak hanya krisis air, pihaknya juga kembali melanjutkan program pengendalian banjir. Setelah perbaikan saluran DAS Ampal. Kini fokus beralih pada pembangunan Bendali Hulu Ampal.

Sebelumnya Pemkot Balikpapan telah membebaskan lahan seluas 9,02 hektare. Area pembangunan Bendali Hulu Ampal yang berlokasi di dekat Pasar Segar ini terbagi dalam dua kelurahan.

“Selanjutnya perlu pembiayaan pembangunan fisik bendali untuk pengendalian banjir pada wilayah DAS Ampal,” sebutnya. Sebagai informasi, Pemkot Balikpapan telah berkomunikasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV.

Harapannya ada bantuan pembangunan bendali dari pemerintah pusat. Selain dua masalah tersebut, pihaknya menyusun peningkatan konektivitas dan sarana angkutan umum massal (SAUM).

Rahmad menyebutkan, Balikpapan merupakan pintu gerbang IKN. Sehingga konektivitas transportasi dan jaringan jalan menjadi aspek utama.

Mulai dari penyediaan SAUM, pembangunan, dan penataan jalan. Di antaranya Jalan Mulawarman, Jalan Letjen Suprapto, dan Jalan Soekarno-Hatta. Semua jalan penting dan masuk jalan protokol. “Kemudian rencana pembangunan jembatan Somber - Kariangau dan flyover Muara Rapak,” tuturnya. Terakhir, kebutuhan pembangunan SMK 7 Balikpapan Barat yang sudah tertunda beberapa tahun.

Padahal akses pelayanan pendidikan kejuruan ini penting untuk peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia. “Kami berharap Pemprov Kaltim kembali melanjutkan rencana tersebut,” imbuhnya.

Termasuk memanfaatkan beberapa lahan milik Pemprov Kaltim untuk kebutuhan pembangunan SMA atau SMK di Balikpapan. Salah satunya lahan eks Puskib di Balikpapan Tengah.

Menurutnya ini tak hanya selesai dengan kerja Pemkot Balikpapan. Namun butuh dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Otorita IKN. Semua saling bekerja sama menjawab tantangan ini. 

(https://kaltimpost.jawapos.com/balikpapan/2385624912/balikpapan-di-usia-128-tahun-ini-sejumlah-tantangan-kota-minyak-hingga-upaya-pemkot-mengatasinya)

(dmsrz)

Bagikan artikel ini:

Komentari Tulisan Ini